Pages

Saturday, November 06, 2010

Merapi Renggut Nyawa 71 Orang

Merapi Renggut Nyawa 71 Orang
Yogyakarta (ANTARA News) - Korban meninggal dunia akibat letusan awan panas vulkanik Gunung Merapi pada Jumat dini hari yang hingga Sabtu, pukul 09.00 WIB berada di instalasi Forensik Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta bertambah dua orang sehingga menjadi 71 jiwa.

"Korban meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Sardjito Yogyakarta bertambah lagi dua orang dari sebelumnya 69 orang sehingga menjadi 71 orang, sedangkan yang luka bakar berat sebanyak 66 orang," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas RS Sardjito Yogyakarta Trisno Heru Nugroho, di Yogyakarta, Sabtu.

Ia mengatakan RS Sardjito Yogyakarta hingga kini merawat sebanyak 66 korban dari sebelumnya 77 korban luka bakar letusan awan panas vulkanik Gunung Merapi pada Juma (5/11) dini hari karena sisa korban sudah pulang ke rumahnya masing-masing.

Menurut dia, kondisi 66 korban luka bakar akibat letusan awan panas Gunung Merapi hingga kini masih dalam kondisi kritis sehingga perlu penanganan intensif karena luka bakarnya mencapai 50 persen. "Kami akan berusaha seoptimal mungkin untuk merawat para korban," katanya.

Ia mengatakan kekurangan alat bantu pernapasan di RS Sardjito Yogyakarta kini sudah teratasi sehingga bisa membantu kalangan penderita luka bakar tingkat berat ini dapat ditangani dengan baik.

"Sebanyak 75 persen korban menderita luka bakar, termasuk saluran pernapasan korban juga ikut terbakar. Mereka sulit bernapas sehingga membutuhkan alat bantu pernapasan," katanya.

Anggota Tim Dokter Disaster Victim Identification (DVI) Kompol Agung Hadi Wijanarko di Yogyakarta mengatakan kemungkinan jumlah korban akibat letusan Gunung Merapi masih bisa bertambah mengingat ada sebagian lokasi belum dijangkau tim SAR, TNI, Polri, dan relawan akibat lahar yang masih panas. "Saya yakin korban akan terus bertambah," kata dia.

Ia mengatakan korban meninggal dunia dan luka bakar berat merupakan warga Kecamatan Cangkringan yang letaknya 15 kilometer dari Gunung Merapi. "Saat terjadi letusan pukul 00.40 WIB mereka masih tertidur nyenyak," katanya

"Kami meminta kalangan masyarakat yang mempunyai keluarga di Cangkringan agar datang ke RS Sardjito Yogyakarta untuk membantu mengidentifikasi korban dengan memberikan data-data sekunder karena jika tanpa ada data-data sekunder, maka tim forensik akan kesulitan mengetahui identitas korban," katanya.
(ANT/A024)

No comments: