Cinangka, Serang (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau yang berstatus "waspada" atau level II pada hampir sepekan ini, mengeluarkan gas beracun dan membahayakan masyarakat, kata petugas pemantau.

"Saat ini Gunung Anak Krakatau sudah mengeluarkan muntahan gas beracun, selain mengeluarkan material batu dari dalam perut gunung," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi, Selasa.

Dia menjelaskan, gas beracun dari dalam perut Gunung Anak Krakatau itu berdampak negatif pada fungsi pencernaan.

"Biasanya selain kepala pusing, warga yang menghirup gas itu akan mual, dan yang lebih membahayakan akan merenggut jiwa," tambahnya.

Sejak Minggu malam (31/10) pukul 00. 00 WIB hingga Senin malam( 1/11), kegempaaan Gunung Anak Krakatau vulkanik dangkal (VA) terjadi empat kali, dan vulkanik dalam (VB) 79 kali, letusan 251 kali, hembusan 86 kali, dan tremor 229 kali.

"Gunung Anak Krakatau masih status waspada level II," katanya.

Badan PVMBG di Bandung, Jawa Barat mengeluarkan larangan mendekat pada radius dua kilometer karena rawan gas beracun yang saat ini dimuntahkan gunung itu.

"Kami mengimbau nelayan dan wisatawan agar tidak mendekati lokasi letusan Anak Krakatau karena sangat membahayakan, dan dapat terkena lontaran pijar," kata seorang petugas pos pengamatan Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Jumono.(*)

ANT/A035/AR09