Pages

Saturday, November 06, 2010

Boyolali Tolak Zona Aman 20 Kilometer

Boyolali Tolak Zona Aman 20 Kilometer
Boyolali (ANTARA News) - Bupati Boyolali Seno Samudro menolak zona aman yang ditetapkan Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) sejauh 20 kilometer.

Alasannya, ia memiliki prosedur tersendiri penanganan pengungsi akibat erupsi Gunung Merapi.

"Kalau suruh mengungsi kami siap tetapi kalau ada pembatasan zona aman tentu saja kami tidak setuju karena justru membuat masyarakat menjadi panik," katanya pada wartawan di Boyolali, Sabtu.

Menurut dia, tidak perlu ada pembatasan delapan kilometer, 15 kilometer, atau 20 kilometer, mengingat kalau sudah merasa keamananannya terancam pasti masyarakat akan mengungsi ke tempat aman.

Ia mengatakan, dirinya sudah memiliki prosedur tetap penanganan pengungsi dan itu yang dilakukan untuk mengatasi pengungsi daerahnya.

"Kami tidak melakukan penjemputan masyarakat yang lereng Gunung Merapi secara paksa karena mengungsi adalah hak mereka. Kalau dipaksa tetapi tidak mau, ya terserah mereka saja," katanya.

Ditanya tentang jumlah pengungsi dari Kabupaten Boyalali, dia mengatakan, sampai Jumat (5/11) malam mencapai 33.400 orang, tetapi sampai Sabtu pagi bertambah dan kini sudah mencapai 40 ribu orang.

"Kami bantu sekuat tenaga untuk meringankan beban pengungsi dan kami tidak membatasi mereka mengungsi sampai kapan, yang terpenting kondisi aman terlebih dulu," katanya.

Menyinggung soal permasalahan yang dihadapi pengungsi, dia mengatakan, pengungsi mengeluhkan soal keterbatasan tempat mandi, Cuci, dan Kakus (MCK).

"Kita akan siapkan yang sifatnya tidak permanen karena kalau membuat baru atau representatif tentunya memerlukan waktu yang lama," katanya.

Soal dampak perekonomian akibat erupsi Gunung Merapi yang berada pada ketinggian 2.968 meter di atas permukaan air laut tersebut, dia mengatakan, yang jelas pasokan sayuran dari Kabupaten Boyolali ke beberapa daerah sekitarnya seperti Surakarta menjadi terhambat.

Dia mengatakan, selama arus pengungsian akibat erupsi Merapi ini, sudah terjadi aksi pencurian perangkat komputer di beberapa sekolah di Kecamatan Selo dan Cepogo.

"Saya mendapat laporan dari petugas bahwa ada aksi pencurian terhadap komputer milik sekolah di sana, soal jumlahnya saya belum bisa menyebutkan," katanya.

Terlepas dari itu, kata dia, dirinya menyayangkan aksi tersebut karena di saat kondisi seperti ini masih saja masyarakat yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

"Saya harapkan jangan mencuri," katanya.
(ANT/A024)

No comments: