Pages

Friday, April 17, 2015

Perangkat Tempur Yang Pernah Digunakan Indonesia (3)

4 jet tempur yang jadi andalan TNI AU saat ini

F-16 Fighting Falcon
Ini 4 jet tempur yang jadi andalan TNI AU saat ini
Dari penelusuran merdeka.com, TNI AU memiliki 12 unit jet tempur F-16 Fighting Falcon Block 15 A/B OCU. Jumlah ini bertambah dengan datangnya dua dari 12 pesawat F-16 varian C/D 52ID ke pangkuan ibu pertiwi. Secara kasat mata, fisik dan berat kotor maksimum hingga mesin kedua varian pesawat ini tidak jauh berbeda.

Perbedaan itu nampak ketika kedua pesawat ini beradu kecepatan, di mana F-16 C/D Blok 52 memiliki daya dorong yang lebih besar, mampu senjata lebih berat dan terbang lebih jauh. Namun dalam close combat atau pertempuran udara jarak pendek maka pesawat F-16 Block 15 A/B OCU memiliki kelincahan yang lebih baik dari F-16 Blok 52.

Untuk urusan pertempuran udara dengan rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder P-4/L/M dan IRIS-T (NATO) serta rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C jelas pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU tidak kalah dengan pesawat F-16 C/D Block 50/52. Sedangkan serangan darat dan perairan, F-16 ID mampu menggotong persenjataan kanon 20 mm, bomb standar MK 81/82/83/84, Laser Guided Bomb, JDAM (GPS Bomb), rudal AGM-65 Maverick, rudal AGM-84 Harpoon (anti kapal), rudal AGM-88 HARM (anti radar).

Pesawat ini juga mampu menggunakan navigation dan targeting pod untuk operasi malam hari serta misi Supression Of Enemy Air Defence (SEAD) menghancurkan pertahanan udara musuh. Improved Data Modem memungkinkan penerbang melakukan komunikasi tanpa suara hanya menggunakan komunikasi data dengan pesawat lain dan radar darat, radar laut atau radar terbang.

TNI AU mengklaim upgrade Pesawat F-16 C/D 52ID tidak main-main karena mengejar kemampuan setara dengan Block 52. Semua pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU juga menjalani modifikasi struktur rangka pesawat dengan program Falcon STAR (Structural Augmentation Roadmap) sehingga umur rangka pesawat menjadi lebih dari 10.000 jam.

Hal ini memungkinkan pesawat dipakai selama 10 tahun lagi sebelum menjalani Dervice Life Extension Program (SLEP) yang mampu menambah umur rangka pesawat sekitar 2000 jam atau 10 tahun masa pakai. 

Sukhoi Su-27 SK/SKM 
Selain F-16, TNI AU diperkuat 2 unit Su-27 SK dan 3 unit Su-27 SKM. Su-27 SK merupakan varian yang dibuat ketika Uni Soviet masih berdiri. Pesawat berkursi satu ini memiliki peningkatan mesin berupa AL-31F turbofans yang terpasang di kedua sisinya. Dengan demikian, jet ini mampu melesat dengan kecepatan maksimal 2.500 km per jam.

Sementara, Su-27 SKM merupakan varian teranyar yang merupakan perbaikan dari Su-27 SK, dengan beberapa peningkatan di dalam kokpit, serta self-defense electronic countermeasures (ECM) dan bisa melakukan pengisian ulang di udara.

Dibanding pendahulunya, Su-27 SKM tidak lagi hanya berkemampuan air to air, tetapi juga air to ground. Sejumlah panel kuno di dalam kokpit juga digantikan dengan avionik layar kaca berupa tiga MLD (Multifunction Liquid-crystal Displays) serta HUD (Head-Up Displays).

Sistem navigasi mengalami peningkatan dan diintegrasi dengan sistem satelit GLONASS dan NAVSTAR. Varian ini juga menggunakan Sistem Peringatan Radar untuk memandu rudal antiradiasi KH31P.

Peningkatan IRST (Infrared Search and Track Devise) dengan penjejak laser untuk melepaskan rudal laser-beam riding juga dilakukan. Su-27 SKM ini dapat membawa rudal air to air RVV-AE active radar homing, rudal air to ground Kh-29T(TE), Kh-29L, Kh-31P, Kh-31A, serta bom berpemandu KAB-500Kr dan KAB-1500Kr. 

Sukhoi Su-30MK/MK2
Sukhoi Su-30 merupakan pesawat tempur yang dikembangkan oleh Rusia sejak 1996. Sejumlah pengamat penerbangan menyebut pesawat ini bisa dibandingkan dengan F/A-18E/F Super Hornet and F-15E Strike Eagle buatan Amerika Serikat.

Secara fisik, pesawat ini merupakan pengembangan dari Su-27UB di antaranya seri Su-30K dan Su-30MK. Konsep awal pembuatan pesawat ini tak lepas dari upaya Uni Soviet untuk menyaingi F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, dan F/A-18 Hornet.

Saat ini, TNI AU telah memiliki dua unit Su-30MK dan sembilan unit Su-30MK2. Su-30MK2 memiliki peran multifungsi dan dirancang untuk mendapatkan keunggulan udara, termasuk dalam pertempuran jarak menengah dan dogfights, dan menghancurkan target dengan semua jenis senjata.

Untuk sistem senjata, dua varian ini dilengkapi built-in GSH-301 30-mm automatic single-barrel dengan beban amunisi dari 150 putaran. Termasuk membawa 12 jenis persenjataan yang terdiri dari rudal, roket dan bom yang dipasang secara eksternal di bawah sayap dan bodi pesawat.
Pesawat ini bisa memuat rudal jarak menengah, rudal permukaan, bom udara, hingga bom nuklir. 

KAI T-50 Golden Eagle  
Ini 4 jet tempur yang jadi andalan TNI AU saat ini
KAI-50 Golden Eagle sebelumnya dipakai sebagai pesawat latih supersonik canggih, kini ditingkatkan menjadi jet tempur multiperan. Di Indonesia, pesawat ini diberi nama resmi T-50i, di mana fungsinya adalah untuk pesawat latih tempur. TNI AU saat ini memiliki 16 unit KAI T-50.

Di sisi persenjataan, pesawat ini bisa dilengkapi kanon 20 mm General Electric M61 Vulcan dengan 205 peluru. Kemudian rudal udara ke udara pencari panas AIM-9 Sidewinder yang dipasangkan pada setiap rel di ujung sayap, serta rudal-rudal yang lain bisa dipasang di bawah sayap. 

Perangkat Tempur Yang Pernah Digunakan Indonesia (2)

5 Pesawat tempur terbaik dunia pernah dimiliki TNI AU

 

North American B-25 Mitchell

Pesawat pembom bermesin kembar kelas menengah ini dibuat North American Aviation dan banyak digunakan sejumlah angkatan udara sekutu. Pesawat ini sering digunakan dalam berbagai misi pemboman udara selama berlangsungnya Perang Dunia II dan tetap digunakan selama dua dekade.

TNI AU mendapatkan pesawat ini secara gratis dari tangan Angkatan Udara Belanda (RNLAF). Bersama 26 Invader, keduanya menjadi kekuatan inti dari Skadron 1 AURI.

Di bawah Skadron 1, kedua pembom B-25 dan B-26 bertugas sebagai pembom taktis. Tugasnya adalah membantu operasi darat dan Taut. Karena semakin meningkatnya intensitas konflik horizontal di dalam negeri, permintaan dukungan dari Skadron 1pun semakin meningkat.

Tidak lama setelah diterima AURI, B-25 langsung ditugaskan untuk menjalani sejumlah operasi militer di seluruh Tanah Air. termasuk pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS), PRRI/Permesta hingga mendukung Operasi Seroja yang berlangsung pada 1975.

Secara spesifikasi, pesawat ini diawaki enam orang kru. Bermesin Wright R-2600-92 Twin Cyclone 14-silinder air-cooled radial engine, B-25 mampu melesan hingga 272 mph, atau 438 km per jam.

Pesawat ini dilengkapi senapan mesin kaliber 12.7 mm dan kanon T13E1 kaliber 74 mm, serta high velocity aircraft rockets (HVAR) kaliber 127 mm. Bom yang dapat dibawa mencapai 1.360 kg.

MiG-17 Fresco

Merdeka.com - Mikoyan-Gurevich MiG-17 merupakan salah satu pesawat tempur modern yang dimiliki TNI AU. Kedekatan hubungan membuat Uni Soviet tak keberatan ketika Indonesia berniat membeli 66 unit pesawat ini.

Pesawat ini pertama kali terlibat dalam pertempuran udara di Selat Taiwan dan Perang Vietnam. Dalam kedua pertempuran itu, pesawat ini membuat pesawat-pesawat tempur yang diterbangkan pilot AS waspada.

MiG-17 Fresco semula dibuat sebagai pesawat tempur serbaguna dengan pengoperasian siang hari. Pesawat ini juga dapat digunakan sebagai pesawat tempur-bomber, tetapi daya angkut bom-nya relatif kecil jika dibandingkan dengan pesawat lain saat itu, dan biasanya membawa tangki bahan bakar tambahan selain bom.

MiG-17 memiliki panjang 11,26 meter dan lebar sayap 9,63 meter. Pesawat berbobot kosong 3.919 kg dan bobot maksimal 5.350 kg ini dilengkapi mesin Klimov VK-1F. Kecepatan pesawat mencapai 1.145 km per jam pada ketinggian 10.000 kaki dan melesat sampai 2.060 km.

Pesawat varian ini dipersenjatai dua senapan 23mm NR-23 dan satu senapan 37mm N-37, yang terpasang di bawah intake-udara. TNI AU sendiri memiliki dua varian pesawat jenis ini, yakni MiG-17F, MiG-17PF. Semua varian dapat membawa 100 kg bom hingga 250 kg bom. MiG-17PF TNI AU dilengkapi radar Izumrud-5 (RP-5).

MiG-21 Fishbed

MiG-21 memiliki panjang 14,5 meter dan lebar sayap 7.154 meter ini memiliki bobot bersih 8.825 kg. Pesawat ini dilengkapi sebuah mesin Tumansky R25-300 yang membuatnya melesat hingga 2.175 km per jam dengan jarak tempuh 1.210 km.

Pesawat ini menjadi pesawat yang paling sukses dibuat Mikoyan, jet supersonik ini paling banyak populasinya dan banyak digunakan sejumlah negara dunia. Salah satu fitur yang menonjol adalah biaya produksinya yang rendah.

NATO, memberikan julukan khusus untuk MiG-21 yakni 'fishbed', yang berarti fosil ikan. Sedangkan pilot Soviet menyebut pesawat ini 'balalaika' karena sayapnya yang berbentuk segitiga.

Seperti MiG-17, MiG-21 juga sukses dalam perang Vietnam. Bodinya yang ramping membuat jet ini mampu bergerak dengan gesit dan lincah. Kondisi ini membuat armada AS membuat taktik khusus guna menghadapinya, namun tindakan itu tak membuat MiG-21 kalah dalam pertempuran udara.

Tu-16 Badger

Merdeka.com - TNI AU menerima 25 unit pesawat bomber Tu-16 Badger dengan varian Tu-16KS-1 pada 1961. Pesawat-pesawat ini sedianya bakal digunakan untuk Operasi Trikora dalam merebut kembali Irian Barat dari Belanda.

Salah satu targetnya adalah Kapal Hr Ms Karel Doorman, sebuah kapal induk AL Belanda yang berlayar dekat Irian Barat. Kapal ini menggunakan rudal anti-kapal AS-1 Kennel,

14 Unit Tu-16 ditempatkan dalam Skadron 41 dan sisanya di Skadron 42. Kedua skadron ini bermarkas di Pangkalan Udara AURI Iswahyudi, di Madiun, Jawa Timur. Semua unit Tu-16 tidak diterbangkan lagi pada tahun 1969 dan keluar dari armada AURI pada tahun 1970.

Tu-16 ini memuat 7 orang kru mulai diperkenalkan pada 1954 dan berhenti diproduksi tahun 1993. Pesawat berbobot kosong 37.200 kg ini dilengkapi 2 mesin Mikulin AM-3 M-500 dan mampu melesat hingga 1.050 km per jam, serta mampu menjelajah sampai 7.200 km.

Pesawat ini dilengkapi 6-7 meriam Afanasev Makarov AM-23 23 mm, dan rudal jenis Raduga KS-1 Komet (AS-1 Kennel), Raduga K-10S (AS-2 Kipper) anti-kapal, atau Raduga KSR-5 ( AS-6 Kingfish ) anti-kapal. Dalam misi pengeboman, Tu-16 mampu membawa 9.000 kg bom menuju target. Pesawat inilah yang dulu sempat membuat Australia ketar-ketir.

A-4 Skyhawks
5 Pesawat tempur terbaik dunia ini pernah dimiliki TNI AU

Pembelian pesawat ini bermula dari memburuknya hubungan Indonesia dengan Uni Soviet di era Orde Baru, alhasil spareparts untuk memperbaiki Il-28 Beagles dan Tu-16 Badgers disetop. Untuk menggantikannya, TNI AU mengincar A-4 Skyhawks dari Amerika Serikat, namun ternyata negara ini hanya mampu memberikan sedikit, sedangkan kebutuhan armada sangat banyak.

Indonesia lantas memutuskan untuk membeli pesawat tersebut dari Israel meski tak memiliki hubungan diplomatik sekalipun. Alhasil, pesawat ini berdinas sejak 1982 hingga dipensiunkan pada 2003. Pada tahun itu, TNI AU menggantinya dengan dua unit Su-27SK dan dua unit Su-30MK dari Rusia.

Dengan mengandalkan mesin Pratt & Whitney J52-P8A turbojet, pesawat ini mampu melesat dengan kecepatan 1.077 km per jam dan menempuh jarak hingga 3.220 km. Tak heran jika TNI AU sempat menampilkan kecanggihan pesawat ini dalam serangkaian acara aerobatik udara.

Dalam pertempuran, A-4 Skyhawk dapat mengangkut 2 unit kanon Colt Mk 12 kaliber 20 mm yang mampu menembakkan 100 peluru, menembakkan roket Mk 32 Zuni. Pesawat ini juga dapat membawa AIM-9 Sidewinder, AGM-12 Bullpup, AGM-45 Shrike anti-radiation missile, AGM-62 Walleye TV-guided glide bomb, dan AGM-65 Maverick.

Sedangkan bom yang dapat diangkut jet tempur ini antara lain Rockeye-II Mark 20 Cluster Bomb Unit (CBU), Rockeye Mark 7/APAM-59 CBU, Mark 80 series of unguided bombs, B43 nuclear bomb, B57 nuclear bomb dan B61 nuclear bomb.
Sumber: Merdeka.com

 

Perangkat Tempur Yang Pernah Digunakan Indonesia (1)

Senjata legendaris Kopassus dari masa ke masa

 
Uzi

Senjata legendaris Kopassus dari masa ke masa IMI Uzi atau bernama internasional MP-2, merupakan jenis senjata mesin ringan yang menyerupai pistol. Senjata ini dikembangkan sejak 1949 dan mulai digunakan militer Israel sejak tahun 1954.

Titik berat senjata ini terletak di atas grip pistol, perubahan massa berat senjata saat ditembakkan relatif kecil. Alhasil, saat ditembakkan dengan salvo panjang pun kestabilannya tetap terjamin.

Menembak dengan senjata ini boleh dikatakan sama tenangnya dengan menembakkan pistol jenis otomatis seperti FN 9 mm, bahkan mungkin lebih tenang. Peluru yang dipergunakan adalah Parabellum 9x19 mm, dengan magasen mulai dari isi 25 peluru sampai 32 peluru.

Kecepatan menembaknya mencapai 60 butir peluru per menit, sedangkan ketika melakukan tembakan beruntun akan mencapai 100 sampai 120 peluru per menit. Jarak menembak otomatis mencapai 100 meter dan akan meningkat ketika melakukan tembakan salvo hingga 200 meter.

Karena keefektifannya dalam menembak, senjata ini pernah digunakan Kopassus dalam operasi pembebasan sandera di Woyla, Thailand. Dalam misi tersebut, korps baret merah ini berhasil menembak mati tiga dari lima orang teroris, dan melukai pemimpinnya. Sedangkan sisanya ditembak mati saat terdorong keluar pesawat.

2.
Bren

Ini senjata legendaris Kopassus dari masa ke masaSenapan Bren, merupakan jenis Senapan Mesin Ringan (SMR) buatan Inggris pada 1930-an, dan sempat dipakai hingga tahun 1991. Senapan ini mulai terkenal berkat daya gempurnya selama berlangsungnya Perang Dunia II dan sempat dipakai dalam Perang Korea maupun Perang Falkland.

Sebenarnya, Bren adalah versi modifikasi dari Senapan Mesin Ringan ZB vz. 26 buatan Cekoslowakia, yang diuji Angkatan Darat Inggris selama kompetisi senjata api pada tahun 1930-an. Bren tahap selanjutnya kemudian menggunakan magazen peluru box (kotak) melengkung yang khas, pelindung pijar kerucut dan laras rubah-cepat.

Senjata ini dibawa Inggris yang tergabung bersama pasukan sekutu ke Indonesia tak lama setelah kekalahan Jepang. Senapan ini digunakan tentara Allied Forces Netherlands East Indies atau AFNEI untuk menghadapi para pejuang kemerdekaan, termasuk peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

Kopassus yang baru terbentuk pada 1953 membutuhkan sejumlah senjata untuk mendukung operasi-operasi mereka. Alhasil, Bren menjadi salah satu senjata andalan saat menghadapi pasukan pemberontak di seluruh Tanah Air.

AK-47

Ini senjata legendaris Kopassus dari masa ke masaAvtomat Kalashnikova 1947 atau AK-47 merupakan senjata terbaik yang pernah dibuat Uni Soviet semasa berlangsungnya perang dingin. Banyak pihak yang menyebut desain AK-47 mirip dengan senapan serbu buatan Nazi Jerman Sturmgewehr 44 atau dikenal dengan nama StG44. Kemiripan itu tak lepas dari upaya pembuatnya, Mikhail Kalashnikov yang lebih dulu mempelajari StG44 pada 1946.

AK-47 memiliki banyak keunggulan, salah satunya tidak pernah macet meski tercebur ke dalam lumpur sekalipun. Alhasil, senapan ini sangat disukai para gerilyawan, teroris, dan tentara di banyak negara. Diperkirakan seratus juta senjata ciptaannya telah tersebar di seluruh dunia.

Senjata ini sempat jadi senapan serbu tentara Indonesia. Hubungan mesra antara Indonesia dan Uni Soviet membuat ribuan pucuk senjata AK-47 mengalir ke Indonesia tahun 1960an.

Saat itu hanya pasukan elite yang dapat jatah AK-47. Komando Pasukan Khusus yang dulu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), salah satunya.

Seorang pensiunan bintara RPKAD, Maman, mengenang senjata ini memang bisa diandalkan. AK-47 dikenal bandel dan jarang macet.

"Dari Trikora, lalu Dwikora, penumpasan G30S, itu RPKAD pakai AK-47. Mudah dipakai, mudah dibersihkan dan dirawat. Dipakai berenang di laut atau masuk lumpur juga tidak masalah," katanya.

MP5

Ini senjata legendaris Kopassus dari masa ke masa
Heckler & Koch Maschinenpistole (MP), atau lebih dikenal dengan nama MP5, menjadi senjata andalan Kopassus dalam melakukan pertempuran jarak dekat. Senapan mesin berbentuk pistol ini merupakan produk buatan Jerman yang diproduksi sejak 1960.

Oleh pabrikannya, senjata ini memang didesain buat kepentingan pasukan khusus dan dipakai pertama kali oleh pasukan elite Jerman, yakni GSG 9. Senjata ini sudah memiliki sejumlah varian dan telah dipakai oleh sejumlah negara, termasuk TNI.

MP5 memiliki ciri berat 2,6 kg, panjang 680 mm, kaliber 9 m dengan jangkauan tembak 200 meter, dan mampu memuntahkan 800 butir peluru per menit. Tidak mudah memiliki senjata jenis ini. Sebab penjualannya sangat dibatasi, bahkan TNI pernah ditolak saat memesan senjata ini.

Senjata tersebut memiliki akurasi dan keandalan yang tinggi serta diproduksi dengan banyak varian, sehingga menjadi pilihan utama bagi kebutuhan militer dan para penegak hukum di lebih dari 50 negara di dunia. Selain itu sangat mudah untuk dioperasikan dan mudah perawatannya.

SS-2 V5

Ini senjata legendaris Kopassus dari masa ke masa
Selain mengandalkan senapan buatan asing, Kopassus tak melupakan keberadaan senapan buatan negeri sendiri. Adalah Senapan Serbu 2 atau dikenal dengan nama SS-2, yang desain dan materialnya asli dari Indonesia.

TNI sendiri sudah menggunakannya sejak 2005 lalu, dimulai dari SS-2 V1. Khusus untuk Kopasus, varian yang diberikan adalah SS-2 V5 Commando yang baru diproduksi tahun 2012. SS2 V5 muncul untuk menanggapi keluhan terhadap SS2 V2 dan V4. 

Dibandingkan varian sebelumnya, SS-2 V5 memiliki ukuran lebih pendek, ringan, dan nyaman dipakai. Tak hanya itu, senjata ini tahan terhadap kelembaban tinggi dan akurat setelah mengoreksi sustain rate of fire.

SS-2 dilengkapi ball stoper. Ketika peluru habis ditembakan, petembak tidak perlu mengokang kembali senjata untuk pengisian magazin.

Jangkauan tembaknya mencapai 400-500 meter dan dilengkapi teleskop Trijikon atau Close Quarter/Tactical CQT. Senapan serbu SS 2 diklaim dapat beroperasi diberbagai medan tanpa khawatir macet ketika digunakan.
Sumber: Merdeka.com
 


 

Monday, April 13, 2015

Rusia Siap Kembangkan Kerjasama Teknik Militer Dengan Indonesia di Tahun 2015

Jakarta, DMC – Pemerintah Rusia melalui Duta Besar yang berada di Indonesia, mengatakan ditahun 2015 pihak Rusia siap untuk meneruskan pengembangan kerjasama bidang teknik militer dan bidang pertahanan dengan pemerintah Indonesia.

Dubes Rusia juga berharap hubungan kerjasama militer dan pertahanan yang telah tercapai ditahun lalu akan menjadi fondasi yang baik untuk perkembangan di tahun selanjutnya.

Demikian dikatakan Duta Besar Rusia untuk Indonesia M.Y.Galuzin saat bertemu dengan Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu, Kamis (15/01) di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta.

Putusan kesiapan pihak Rusia tersebut merupakan tindak lanjut atas kesepakatan yang telah dicapai antara Presiden RI Joko Widodo dengan Presiden Rusia,  Vladimir Putin disela-sela pertemuan APEC tahun 2014 lalu. Adapun salah satu kesepakatannya adalah perkuat hubungan teknik militer dan kerjasama di bidang pertahanan diantara kedua negara.

Pembicaraan kerjasama teknik militer ini juga sempat dibicarakan antara Presiden Joko Widodo dengan Direktur Jenderal Rosoboront Eksport dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia pada tanggal 8 Desember 2014. Pada kesempatan tersebut Presiden Joko Widodo membenarkan adanya minat dari Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan kerjasama teknik militer dengan pihak Rusia.


Pesawat tempur Su-35 (photo : militaryphotos)
 
Lebih lanjut Dubes Rusia menjelaskan bahwa pihak Rusia bersedia untuk meneruskan kerjasama terhadap proyek-proyek yang mempunyai prospek besar berdasarkan kesepakatan yang telah dicapai kedua belah pihak.

Ditambahkan Dubes Rusia pihaknya siap untuk meneruskan dan memulai kerjasama dibidang pengadaan beberapa alutsista seperti pesawat tempur multifungsi, jenis SU-35, Kapal Selam Kelas 636. Disamping itu berbagai jenis peralatan untuk Angkatan Darat jenis Panser, Helikopter MI-17, MI-35 dan Ka-52, kendaraan berat BMP-3F dan jenis alutsista lain.

Kapal selam Kilo 636 (photo : militaryphotos)
Tidak hanya itu, Pemerintah Rusia  juga akan siap mengembangkan kerjasama di bidang industri pertahanan, diantaranya untuk pelaksanaan proses Transfer of Technology, mengadakan Join Production menghasilkan bersama untuk suku cadang berbagai jenis alutsista, mengembangkan skema Offset termasuk juga didirikannya service center.

Oleh karena itu pihaknya kata Dubes Rusia siap menerima kunjungan dari beberapa pejabat militer dan pertahanan dari Indonesia seperti kunjungan KASAL dan KASAU ke Rusia untuk melihat langsung pesawat tempur jenis SU-35 dan kapal selam 636.

 
Pada kesempatan pertemuan itu, Menhan mengatakan apa yang menjadi harapan dari pihak Rusia adalah keinginan yang sama bagi pihak Indonesia untuk bisa mengembangkan kerjasama teknik militer dengan pihak Rusia.

“ Dari Presiden terdahulu hingga Presiden Rusia yang sekarang Indonesia dengan Rusia menjalin hubungan kerjasama militer, dan kedepannya diharapkan makin meningkat,” Ungkap Menhan.

Menhan juga menyampaikan ketertarikannya akan pengadaan pesawat yang mampu mendarat di permukaan air atau laut (Amphibius Aircraft). Keinginan Menhan ini terkait dengan kebijakan Presiden RI Jokowi yang memberikan perhatiannya terhadap hal kemaritiman. Menurut Menhan pesawat ini berguna untuk melaksanakan patroli terhadap pencurian ikan di laut dan bisa digunakan untuk membantu operasi pencarian kecelakaan jatuhnya pesawat di laut.

“ Karena Presiden kita concern terhadap hal maritim, saya tertarik akan pesawat yang bisa mendarat di Air. Nanti berguna untuk patroli dilaut terhadap pencurian ikan di laut dan bisa digunakan untuk membantu pencarian kecelakaan jatuhnya pesawat di laut.” Kata Menhan.