Pages

Friday, November 05, 2010

Korban Erupsi Merapi Terus Bertambah

Korban Erupsi Merapi Terus Bertambah
Yogyakarta (ANTARA News) - Korban lahar awan panas akibat erupsi eksplosif Gunung Merapi. Kamis malam, masih mengalir terus ke Rumah Sakit Umum Dr. Sarjito dan sejauh ini tercatat 54 tewas dan 67 korban lainnnya luka-luka.

Petugas pencatat di RS tersebut pada Jumat siang mengemukakan bahwa korban-korban meninggal yang terbanyak berasal dari dusun Brongongsuruh, desa Argomulyo dan dusun Slodokan, Wukirsari, Kecamatan Cangkringan yang diterjang awan panas berasal dari letupan Merapi Kamis tengah malam.

Selain akibat sambaran awan panas, korban-korban juga berjatuhan akibat kecelakaan lalu-lintas mengingat hampir seluruh ruas jalan di kota Yogyakarta tertutup debu buangan vulkanik sehingga jarak pandang pengendara menjadi semakin pendek.

Seorang petugas Pelayanan Umum Kec. Cangkringan, Hermanto, mengemukakan bahwa warga desa Argomulyo yang menjadi korban awan panas umumnya sedang tertidur lelap saat terjadi bencana tersebut. Aliran awan panas dari Sungai Gendol, menurut dia, tertahan saat menghantam tanggul dam di Desa Argomulyo sehingga uap panasnya menyebar ke berbagai arah.

"Belum semua lokasi korban tersisir, jadi kemungkinan masih ada jasad korban yang belum terangkut," katanya.

Sampai Jumat siang hujan debu masih turun di jalan-jalan di tengah kota Yogyakarta walaupun intensitasnya mulai menurun. Sekolah-sekolah di DI Yogyakarta, Jumat diliburkan, sementara kantor-kantor pemerintah dan swasta tampak buka seperti biasa walaupun sebagian pegawai absen.

Bandara Adisucipto juga ditutup Jumat untuk seluruh penerbangan, sedangkan sehari sebelumnya paling tidak sebuah pesawat Boeing B737-900ER Lion Air dengan nomor penerbangan S556 yang membawa l87 penumpang dari Jakarta menuju Yogyakarta siang hari terpaksa kembali ke Jakarta setelah gagal mendarat di Yogyakarta maupun Solo akibat cuaca buruk, walaupun kemudian bisa terbang kembali ke Yogyakarta pada sore harinya.

Warung-warung di pinggir jalan sebagian masih buka, walaupun jumlah pembeli menurun drastis selain karena warga yang berlalu-lalang tidak sebanyak pada hari-hari normnal, sebagan warga juga enggan untuk membeli jajanan atau makan-minum di warung-warung angkringan yang terbuka atau pedagang asongan karena debu berterbangan di sekitar dagangan mereka.

"Baru satu dua orang yang membeli mie saya, itu pun dibungkus untuk dibawa pulang, " kata Santo, seorang penjaja mie ayam yang mangkal di depan RS Sarjito. Hujan debu juga membuat sebagian besar pengayuh becak menghentikan kegiatannya selain akibat menurunnya jumlah warga yang keluar rumah, juga karena pengayuh beca juga sukar melakukan kegiatannya di tengah hujan debu yang membahayakan kesehatan mereka.

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Liungkungan Depkes Tjandra Yoga Aditama menuturkan bahwa debu vulkanik yang komposisi kimianya antara lain terdiri dari hidrogen sulfida (H2S) dan sulfur dioxide (SO2) dapat menganggu kesehatan manusia, tergantung dari kepekatannya, durasi orang menghirupnya, juga daya tahan setiap orang yang berbeda-beda. Gangguan kesehatan yang ditumbulkannya terutama organ pernafasan, iritasi mata dan kulit.

Sri Sultah Hamengkubuwono X Jumat siang juga menyampaikan lagi imbauan pada warganya yang tinggal di desa-desa di seputar kawasan kaki Gunung Merapi, agar mematuhi seruan Pemda setempat untuk menjauhi wilayah berbahaya yang sejauh ini sudah ditetapkan lebih luas lagi yakni sampai kawasan hingga sejauh 20 Km dari puncak Merapi.

Ia juga meminta, agar warga terutama yang tinggal di dekat-dekat bantaran kali agar meningkatkan kewapadaan mereka terhadap kemungkinan luapan lahar dingin yang mengalir di kali-kali di dekat pemukinan penduduk.

Ketua Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, mengemukakan bahwa kekuatan erupsi eksplosif Gunung Merapi yang terjadi Kamis malam tiga kalia lebih besar dari yang pernah terjadi pada 2001 dan 2006.

Surono juga tidak bisa memastikan apakah erupsi Merapi akan segera berhenti mengingat masih terdapat dua pertiga kandungan material vulkanik yang tersisa dan sewaktu-waktu dapat dimuntahkan dari di kepundan gunung berapi yang teraktif di Pulau Jawa tersebut.

Sejak terjadi erupsi ekplosif pada 26 Oktober lalu, sudah sekitar 100 juta meter kubik material vulkanik yang dimuntahkan dari kepundan Merapi.
(ANT/P003)

No comments: