Pages

Friday, February 26, 2010

Kelapa sawit: ragam wujud sang primadona perkebunan

Kelapa sawit. Komoditas ini memiliki banyak produk turunan. Hal ini tidak terlepas dari predikatnya sebagai produk yang menjadi komoditas ekspor andalan. Sawit memliki lebih dari 30 produk turunan mulai dari produk pangan, perawatan tubuh, hingga bahan kimia. Selain itu, hampir seluruh komponen penyusun sawit memiliki kegunaan. Mulai dari buah, tempurung, daun, hingga tandannya. Berikut ini adalah produk turunan dari kelapa sawit.

Buah kelapa sawit

Buah kelapa sawit terdiri dari daging dan biji. Daging kelapa sawit pada proses pengolahannya akan diolah menjadi minyak kelapa mentah atau CPO (Crude Palm Oil), sedangkan bijinya akan diolah menjadi minyak inti sawit atau PKO (Palm Kernel Oil).

CPO saat diuraikan akan menghasilkan minyak sawit padat (stearin) dan minyak sawit cair (olein). Baik olein maupun stearin memiliki banyak produk turunan dan menjadi bahan dasar sejumlah industri seperti makanan, bahan baku industri kosmetik, bahan baku industri farmasi, hingga bahan baku industri baja, kawat, dan radio.

Dalam industri makanan, CPO menghasilkan minyak goreng, mentega, margarine, cokelat, es krim, makanan ternak, mie instan, gula gula, hingga biskuit. Untuk industri kosmetik dan obat – obatan, CPO menjadi bahan dasar dari berbagai macam krim, shampo, pelembab tubuh, minyak rambut, vitamin, hingga beta karoten.

Untuk industri pengolahan, CPO membantu berbagai pengolahan logam dan perak.. Dalam industri kulit, CPO digunakan untuk membuat kulit menjadi lebih halus, lentur dan tahan terhadap tekanan tinggi atau temperatur tinggi.

Bagi industri kimia, CPO menjadi bahan dasar detergen, sabun, minyak, bahan fermentasi anggur, lapisan cat, minyak pelumas, lilin, bahan semir furniture, bahan peledak, minyak bahan tekstil, hingga biodiesel yang dicanangkan akan menjadi sumber energi alternatif.

Minyak inti sawit (PKO) mempunyai produk turunan yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan CPO. Tiga produk turunan PKO yakni fatty acid, lauric acid, dan myristic acid. Selain tiga zat ini, yang biasa ditemui adalah margarin, pengganti mentega, lemak khusus, es krim, krim kopi, gula-gula, krim buatan, sabun, deterjen, sampo, dan kosmetik.

Bungkil

Bungkil adalah hasil sisa dari pengolahan CPO dan PKO. Hasil sisa ini dapat dijadikan komponen bagi makanan ternak seperti dedak bagi sapi dan kerbau.

Tempurung

Tempurung sawit dapat diolah menjadi tiga produk yakni tepung tempurung, arang, dan bahan bakar. Untuk arangnya dapat diolah lagi menjadi briket arang, karbon aktif, dan asam organik.

Serat

Sama halnya serat kayu yang dimanfaatkan untuk menjadi bubur kertas, serat kelapa sawit pun dapat menjadi bahan selulosa yang dapat diolah menjadi kertas.

Tandan

Tandan sawit merupakan sumber pupuk kalium. Oleh sebab itu, tandan banyak diproses menjadi pupuk organik melalui fermentasi.

Dengan berbagai macam produk turunannya, kelapa sawit terlihat sebagai industri yang sangat menjanjikan. Walaupun begitu, satu hal yang patut dijadikan catatan adalah sawit di Indonesia masih lebih berfokus pada industri hulu yaitu lebih banyak di perkebunan dan masih kurang di pengolahan. Berdasarkan data PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit), pada 2008 sekitar 75 persen dari semua CPO Indonesia diekspor ke pasar internasional seperti India, Eropa, dan China. Sisanya, sekitar 25 persen, digunakan untuk kebutuhan dalam negeri. Salah satu ironi yang terjadi adalah CPO yang diekspor masuk kembali ke Indonesia dalam bentuk produk turunannya. Hal ini turut menjadi perhatian bersama demi terus mengembangkan industri hilir dan menghilangkan ketergantungan pada produk luar. (RR)

No comments: