Pages

Tuesday, January 08, 2008

Pengembangan Kelapa Sawit Berbasis Teknologi Unggul

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Untuk meningkatkan produksi dan pengembangan industri kelapa sawit, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Sumatera Utara menyediakan berbagai teknologi unggul di tingkat on farm maupun off farm. Mulai dari teknologi perbenihan, pemupukan, kultur teknis, dan produk unggulan.

Demikian diungkapkan Ketua Kelompok Peneliti Pengolahan Hasil dan Mutu PPKS Donald Siahaan, dalam Lokakarya Pengembangan Agroindustri Kelapa Sawit di Politeknik Negeri Lampung, Selasa (10-4).

Menurut Siahaan, usaha industri kelapa sawit memiliki peranan penting dalam segi ekonomi selama dua dasawarsa ini. Mulai dari sumber devisa, sumber pendapatan pajak, penyerapan tenaga kerja, hingga pengembangan wilayah.

Dia mengatakan dalam pengembangan industri kelapa sawit berbasis teknologi ada tiga tujuan yang harus dicapai. Pertama, mempertahankan kompetensi teknis terhadap usaha yang ada melalui pengembangan produk dan proses. Kedua, pengembangan pasar pada bisnis yang sama atau pengembangan jenis bisnis baru melalui inovasi produk dan proses terbaru. Dan ketiga, pengembangan dan pendayagunaan keunggulan kompetitif melalui proses alih dan integrasi teknologi.

Untuk mewujudkan ketiga tujuan ini, pengembangan industri kelapa sawit berbasis teknologi di Indonesia harus dilakukan pada tujuh aspek, yaitu mempertahankan kemampuan teknis pada masing-masing tahapan proses produksi dalam perusahaan, sehingga kemampuan teknis yang dimiliki menjadi lebih unggul dari negara lain. "Dengan kemampuan teknis yang tinggi akan meningkatkan efisiensi yang kemudian akan meningkatkan daya saing industri kelapa sawit Indonesia."

Aspek kedua, peningkatan daya saing produk. Jangan hanya crude palm oil (CPO), tapi dalam bentuk diversifikasi produk lainnya. Kemudian, peningkatan efisiensi proses dengan cara penggunaan teknologi yang mengurangi penggunaan bahan baku terkait nilai tukar rupiah. Aspek selanjutnya yaitu melalui inovasi produk baru, inovasi proses baru, inovasi bisnis baru, dan harus ramah lingkungan.

Lebih lanjut, Siahaan mengatakan hingga tahun 2006, Indonesia menjadi negara produsen terbesar kedua minyak sawit setelah Malaysia dengan total produksi mencapai 13.8 juta ton. Sementara, total ekspor minyak sawit 10,3 juta ton atau menguasai 38,8% market shareΓΏ20minyak sawit dunia. "Namun, keberhasilan ini lebih disebabkan perluasan areal. Sedangkan tingkat produktivitas per satuan luas lahan yang mampu dicapai Indonesia masih jauh di bawah Malaysia."

Untuk itu diperlukan pengembangan industri kelapa sawit berbasis teknologi unggul. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan industri kelapa sawit yang memiliki daya saing berkesinambungan. Yaitu melalui peningkatan nilai tambah dengan efisiensi proses produksi, peningkatan kualitas produk, dan penciptaan produk baru. Dengan demikian, industri yang dapat meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk adalah industri yang dirancang dan dikembangkan dengan basis teknologi unggul.

Semua kebutuhan teknologi di industri kelapa sawit ini tersedia di PPKS. Mulai dari produk seperti bahan tanaman, kompos, burung hantu, dan feromon. Paket teknologi yang terdiri dari survei pemetaan, survei kesesuaian/kelayakan lahan, rekomendasi pemupukan, evaluasi produk, biodiesel evaluasi kinerja PKS, bantuan teknis, analisis dampak lingkungan (amdal). Atau, layanan lain seperti jasa analisis pupuk, analisis CPO, analisis tanah, publikasi, training industri kelapa sawit, dan lainnya. NOV/E-2

No comments: